Ambon (Antara Maluku) - Tim ahli geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) akan meneliti serta memastikan kondisi tanah yang mengalami keretakan di kawasan lereng Batugajah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, apakah layak untuk dihuni atau tidak.
"Dari hasil pertemuan Wali Kota dengan pakar ITB, sudah ada kesepakatan untuk mengirim sebuah tim yang tiba Minggu (1/7) dan langsung meninju lokasi bencana," kata Wakil Wali Kota Ambon, Sam Latuconsina di Ambon, Sabtu.
Tim geologi ini akan didampingi Kepala Bappeda dan Kadis PU Kota Ambon untuk meninjau lokasi kemudian akan melakukan penelitian serta analisa yang mendalam baru bisa diketahui secara pasti apa sebenarnya fenomena yang terjadi.
Kerekatan tanah dengan lubang yang menganga ini apakah hanya sementara atau memang bersifat permanen.
Bila hasil analisa tim ahli ini menyatakan bahwa keretakan tanah bersifat permanen, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan mengambil langkah antisipatif yang lebih permanen lagi terhadap warga di sekitar lokasi dimaksud, tapi kalau hanya sementara maka pemerintah daerah memikirkan jalan keluar yang terbaik.
"Sehingga Pemkot masih tetap menunggu hasil investigasi dan analisa tim ahli geologi. Mudahan-mudahan kalau tidak ada halangan maka tim ini akan tiba Minggu besok (1/7) tapi belum diketahui butuh berapa hari untuk mendapatkan hasil analisa mereka," kata Latuconsina.
Tapi yang utama saat ini adalah kerja sama semua pihak terkait untuk menangani para pengungsi secara baik.
Wawali Kota Ambon yang sangat peduli dengan masalah sosisal dan bencana alam ini berjalan menelusuri kawasan lereng Batugajah hingga di lokasi RT 04/RW 02 untuk melihat keretakan tanah yang setiap hari bergerak turun sampai terjadi longsoran.
Kondisi tanah yang retak dan terus mengalami penurunan antara 50 Cm - 80 Cm saat ini di halaman rumah keluarga Aleks Weno dan Doni Huwae yang ditinjau langsung Latuconsina. Sama halnya dengan rumah keluarga Jafet Samiun yang terdapat retakan tanah di bagian dapur dan rumahnya nyaris roboh hingga Gereja Kemah Injili Indonesia (GKII) Jemaat Kalvari.
Ketua RT 004/02, Herman Weno menjelaskan, dua hari lalu bangunan GKII hanya mengalami kerusakan di bagian pagar, tapi kini tanah terus bergerak turun hingga talud dan bagian samping gerejanya sudah ambruk dan bagian lantainya retak.
"Kalau bangunan ini runtuh maka akan menimpa rumah keluarga Samiun di baguan bawahnya," ujar Herman.
Tim Geologi ITB Teliti Lereng Batugajah
Minggu, 1 Juli 2012 12:51 WIB