Ambon (Antara Maluku) - Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) mengingatkan calon legislatif (Caleg) terpilih jangan sombong karena ini baru awal pengabdian yang sebenarnya membutuhkan peran dan tanggung jawab berat dalam membangun bangsa Indonesia.
"Jangan sombong dengan keberhasilan menjadi legislator, terutama bagi yang baru menjadi wakil rakyat karena harus teruji dalam tugas dan tanggung jawab membangun Indonesia maupun Maluku secara khusus," kata Ketua MPH Sinode GPM, Pdt.DR.Jhon Ruhulesin, usai perayaan Paskah Jemaat GPM Passo, Kota Ambon, Minggu.
Keberhasilan terpilih melalui pemilihan legislatif (Pileg) pada 9 April 2014 itu sebenarnya awal pengabdian yang harus teruji dalam memperjuangkan nasib masyarakat selama lima tahun ke depan.
"Jadi jangan takabur dengan terpilih menjadi anggota DPR - RI, DPD - RI, DPD Maluku maupun DPRD sembilan kabupaten dan dua kota karena waktunya nanti yang menjawab kapabilitas seorang perwakilan rakyat dalam proses pembangunan, pemerintahan dan pelayanan sosial," tegasnya.
Karena itu, dia mengimbau bila telah dilantik menjadi wakil rakyat hendaknya menempatkan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Cita - cita Proklamasi RI itu harus dijunjung tinggi setiap wakil rakyat karena kenyataan sejumlah oknum malah menyusahkan rakyat dengan mementingkan pribadi, kelompok, suku maupun lainnya," ujar Jhon.
Dia juga mengajak Caleg yang tidak terpilih agar jangan berputusasa karena itu keberhasilan tertentu dengan perlu mengevaluasi visi dan misi ditawarkan kepada pemilih agar pada Pileg 2019 bisa dipercayakan.
"Jangan berputus asa karena kompetisinya ekstra ketat dengan butuh pengorbanan besar sehingga berbenah diri agar bisa menjadi Caleg pada 2019," kata Jhon.
Jangan minder.
Jhon yang berkhotbah saat perayaan Paskah jemaat GPM Passo itu mengajak umat Kristen agar tidak minder dalam bersaksi tentang kebesaran Tuhan Yesus.
"Paskah hendaknya memotivasi umat Kristen agar meneladani Tuhan Yesus dengan hidup melalui via dolorosa ( jalan sengsara) sebagaimana prosesi perjalananNYA saat perjamuan hingga penyaliban," ujarnya.
Umat Kristen seharusnya termotivasi dengan perayaan paskah karena menggugah hidup untuk mencerminkan kasih kepada sesama.
"Sesama ini bukan semata umat Kristen. Namun, saudara - saudara beragama lainnya sebagai cerminan Bhineka Tunggal Ika yang di Maluku dipererat dengan budaya Pela - Gandong," kata Jhon.
Perayaan Paskah jemaat GPM Ambon diawali proses perjamuan, cerita Yesus berdoa di Taman Getsemani, peradilan di depan Keyafas maupun Pilatus berlanjut Jalan Salib dengan puncaknya penyaliban yang diikuti ribuan warga.
GPM : Caleg Terpilih Jangan Sombong
Minggu, 20 April 2014 10:16 WIB