Ternate (Antara Maluku) - Pengamat ekonomi dari Universitas Khairun Ternate Hasbi Yusuf menyarankan pemerintah-pemerintah daerah di Maluku Utara (Malut) tidak hanya mengandalkan pasar murah dalam mengatasi lonjakan harga sembako menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
"Pemda di Malut, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota selama ini dalam setiap menyikapi terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok, seperti pada bulan Ramadhan selalu mengandalkan pasar murah dan operasi pasar, padahal solusi seperti itu kurang tepat," katanya di Ternate, Kamis.
Menurut dia, mengatasi terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok seperti pada setiap bulan Ramadhan dengan cara menggelar pasar murah dan operasi pasar, sifatnya hanya sesaat dan tidak akan menjangkau seluruh masyarakat di daerah setempat.
Masalahnya, kata Hasbi Yusuf, pasar murah dan operasi pasar itu hanya dilakukan di lokasi tertentu dan paling lama tiga hari, selain itu jumlah kebutuhan pokok yang disiapkan sangat terbatas sehingga praktis tidak akan mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di wilayah setempat.
Ia mengatakan, pemda seharusnya melakukan langkah yang lebih komprehensif dalam usaha mengatasi terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok yang dimulai dengan mengindentifikasi apa penyebabnya dan kemudian carikan solusinya.
"Dalam usaha mengatasi lonjakan harga kebutuhan pokok itu juga tidak bisa hanya sebatas slogan, tetapi harus disertai dengan langkah yang nyata, kebijakan yang terarah, dukungan dana yang memadai serta melibatkan semua pihak terkait," katanya.
Ia menilai, penyebab utama seringnya terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok di Ternate dan daerah lainnya di Malut, terutama setiap bulan Ramadhan di antaranya karena sebagian besar kebutuhan pokok itu harus di datangkan dari luar Malut, seperti dari Sulawesi dan Jawa.
Kondisi itu, kata Hasbi Yusuf, dimanfaatkan oleh para pengusaha dan pedagang dengan cara menyimpan stok kebutuhan pokok atau memperlambat pengirimannya ke Malut untuk menciptakan kelangkaan stok dengan sasaran akhir terjadinya lonjakan harga.
Dia menyarankan, pemda sebaiknya melakukan pengawasan secara ketat terhadap para pengusaha dan pedagang yang selama ini menangani pemasaran kebutuhan pokok di Malut serta terus mengupayakan swasembada kebutuhan pokok dengan memanfaatkan potensi lahan yang cukup besar di daerah ini.
Pengamat: Pemda Jangan Hanya Andalkan Pasar Murah
Kamis, 19 Juni 2014 14:41 WIB