Ambon, 28/6 (Antara Maluku) - Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (PSP3) mengajak kaum muda di Maluku untuk menekuni usaha di bidang pertanian dan peternakan yang memiliki peluang bagus.
"Usaha bidang pertanian dan peternakan di Maluku khususnya di Kota Ambon sangat bagus karena peluang pasarnya sangat menjanjikan," kata peserta PSP3, Fresya Lumi, S.Pd, di Ambon, Selasa.
PSP3 merupakan program Kementerian Pemuda dan Olaharaga, dalam rangka melatih pemuda untuk bisa maju dan mandiri dalam berbagai bidang usaha.
Fresya bersama empat temannya, yakni Sartika Kahard, S.Pd, Yelke S. Matheos, SP, Anastasya S. Hyok, SE, dan Rahayu W. Tungkagie, S.Km, merupakan angkatan 24 program PSP3, yang ditempatkan di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).
Ia menjelaskan program PSP3 di Provinsi Maluku sudah berjalan 1,5 tahun dan akan berakhir pada Agustus 2016.
Peserta angkatan 24 yang bertahan sampai saat ini berjumlah 17 orang, 11 ditempatkan di Kabupaten Malteng dan enam orang di Kabupaten Buru Selatan (Bursel).
"Kami yang ditempatkan di Kabupaten Malteng tersebar di dua kecamatan, yakni Leihitu Barat dan Salahutu. Saya sendiri ditempatkan di Desa Hatu, Kecamatan Lehitu Barat, Kabupaten Malteng" ujar Fresya.
Ia menuturkan, selama melakasanakan program PSP3, kegiatan yang dilakukan bergerak di bidang pertanian dan peternakan khusus kewirausahaan tanaman holtikultura dan beternak.
Selain itu memberikan pendampingan bagi kelompok-kelompok kerja pemuda atau masyarakat yang juga bergerak di bidang pertanian dan peternakan, serta melakukan bakti sosial membersihkan pantai bersama masyarakat setempat.
"Saya pada awal melaksanakan program PSP3 di Desa Hatu memberikan pelatihan sepak bola wanita, karena saya sendiri Sarjana Olahraga dan kebetulan juga di desa itu ada pembentukan klub sepak bola wanita," katanya.
"Sayangnya, selama satu tahun di desa itu, tidak ada pertandingan. Karena itu, saya berharap pemerintah daerah memperhatikan hal itu," kata Sarjana Pendidikan Olahraga FKIP UNIMA (Universitas Negeri Manado) itu.
Fresya mengatakan, di samping memberikan pelatihan sepak bola wanita, ia tertarik mengembangkan usaha pertanian dan peternakan khusus tanaman holtikultura dan beternak.
"Kami belajar dan mengembangkan tanaman holtikultura serta berternak. Kami juga bekerja sama dengan PT East West Seed Indonesia di Provinsi Maluku untuk memberikan bimbingan dan mengajar cara bertanam yang baik dan benar," katanya.
Fresya mengakui dirinya dan teman-temannya mengelola tanaman sayur putih, bayam, kangkung, buncis, parea, tomat, cabe dan sebagainya.
"Pada saat panen, tanaman sayuran tersebut kami jual di pasar. Ada juga yang datang langsung membeli di kebun tempat kami menanam, baik di Desa Hatu maupun Desa Suli," katanya.
"Hasilnya sangat luar biasa, usaha holtikultura ini sangat menjanjikan," tambahnya.
Selain tanaman holtikultura, Fresya juga beternak babi yang kini sudah mencapai 40 ekor.
Ia bekerja sama dengan masyarakat di Desa Hatu dan Desa Suli.
Ternak babi, kata dia, juga merupakan usaha sangat menjanjikan di Ambon, karena pasarannya cukup bagus.
Ia mengungkapkan, untuk pemasaran, harga babi untuk bibit usia 2-3 bulan bervariasi sekitar Rp600.000/ekor, sedangkan untuk babi potong berat 100 kg mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta.
"Sejak September 2014 sampai Maret 2015 saya lakukan budidaya atau pembibitan, dan mulai April 2016 sampai sekarang omzet penjualan mencapai Rp10 juta. Target saya hingga bulan Desember 2016, ada 30 ekor babi siap dipotong dan kalau harga rata-rata Rp2 juta/ekor, pendapatan yang diperoleh bisa mencapai Rp60 juta," katanya.
PSP3 Ajak Pemuda Tekuni Pertanian dan Peternakan
Selasa, 28 Juni 2016 15:57 WIB