Ambon, 30/6 (Antara Maluku) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku mensosialisasikan cara mengenali keaslian lembaran uang kertas kepada jamaah Masjid Ittihad Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Kamis.
Sosialisasi tersebut, yang digelar bekerja sama dengan Remaja Masjid (Remas) Ittihad, dihadiri oleh sekitar 100an orang jemaah dari berbagai kalangan dan usia.
"BI sangat sensitif dan berhati-hati dengan keamanan uang yang beredar luas di masyarakat," kata Kasel Junior BI Perwakilan Maluku Nalsen Kalawai.
Ia mengatakan di tengah maraknya kasus peredaran uang kertas palsu di Indonesia, masyarakat yang tidak memiliki alat elektronik untuk mendeteksi keaslian uang harus cermat saat bertransaksi karena uang palsu banyak beredar melalui proses perdagangan.
Karena itu masyarakat diminta untuk berhati-hati dan menggunakan metode 3D, yakni dilihat, diraba dan diterawang untuk membedakan keaslian lembaran uang kertas.
Jika mereka meragukan keaslian lembaran uang kertas palsu segera dilaporkan kepada BI atau pihak kepolisian agar segera ditangani, karena yang berhak membuat pernyataan uang yang beredar adalah palsu atau asli hanyalah BI.
"Hanya BI yang boleh membuat statement apakah lembaran uang kertas asli atau palsu, jadi ketika masyarakat menemukan uang yang menurut pengamatan adalah palsu, segera membuat laporan keraguan terhadap keaslian uang tersebut pada kami atau pihak kepolisian," kata Nalsen.
Dikatakannya lagi, BI Perwakilan Maluku telah menandatangani nota kesepahaman (Momorandum od Understanding - MoU) dengan beberapa swalayan di Ambon, di antaranya Hypermart, Planet, dan Oasis untuk menjadi tempat penukaran uang koin bagi masyarakat.
Seorang jemaah Masjid Ittihad, Lasanudi mengatakan ia pernah mendapatkan dua lembar uang kertas palsu pecahan Rp100.000 ketika bertransaksi di salah satu bank di Kota Ambon, pada 2014.
"Saya sangat bersyukur dengan adanya sosialisasi ini karena saya sendiri pernah mengalaminya ketika bertransaksi di bank, dua tahun lalu, saya langsung menyadari kalau itu uang palsu dan mengembalikannya lagi ke bank," katanya.
Ketua panitia kegiatan, Rahmat mengatakan Remas Ittihad menggelar sosialisasi sekaligus buka puasa bersama dengan BI Perwakilan Maluku, karena saat ini sedang marak kasus peredaran uang kertas palsu, tapi masih banyak masyarakat awam yang belum tahu cara mendeteksinya.
Bahkan masyarakat cenderung kurang berhati-hati dan memperhatikan lembaran uang kertas yang didapatkan, saat melakukan proses membeli dan membayar.
"Masyarakat harus lebih aware karena kasusnya sudah banyak terjadi tapi masih banyak yang belum paham, bahkan sebagian dari kita sering tidak memperhatikan dengan benar uang yang kita terima saat bertransaksi. Diharapakan dengan sosialiasi ini kita bisa tahu bagaiamana dan ke mana harus melaporkannya," katanya.
BI Sosialisasi Uang Kertas Kepada Jemaah Masjid
Kamis, 30 Juni 2016 22:20 WIB